IHSG Ambruk Bikin Geger Analisis Penyebab dan Dampaknya Pada Selasa, 18 Maret 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam yang mengejutkan banyak pihak.
IHSG Merosot 3,84% ke level 6.223 dan bahkan sempat terkena trading halt setelah mencapai level kritis 6.011 (7,11%). Kejatuhan ini terjadi di tengah penguatan bursa regional, mengindikasikan bahwa faktor domestik menjadi pemicu utama kepanikan di pasar.
Faktor-Faktor Penyebab Anjloknya IHSG
- Kekhawatiran Terhadap Konsumsi Domestik
Data terbaru menunjukkan adanya deflasi year-on-year pada Februari, pertama kalinya dalam 25 tahun. Hal ini mencerminkan penurunan daya beli masyarakat dan melemahnya kepercayaan konsumen. Kelas menengah Indonesia tertekan oleh kurangnya pekerjaan formal dan penurunan sektor manufaktur.
- Kebijakan Fiskal Pemerintah
Sejak menjabat pada Oktober, Presiden Prabowo meluncurkan program pemberian makanan gratis secara nasional untuk anak sekolah dan ibu hamil, yang di perkirakan menelan biaya $28 miliar per tahun. Program ini membebani keuangan negara dan memicu langkah-langkah penghematan yang mempengaruhi sektor infrastruktur. Pendapatan negara dalam dua bulan pertama tahun ini turun seperlima di banding tahun sebelumnya, menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana program-program tersebut akan didanai.
- Spekulasi Mundurnya Menteri Keuangan
Rumor mengenai kemungkinan mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati setelah hampir sembilan tahun menjabat menambah ketidakpastian di pasar. Meskipun pemerintah telah membantah laporan tersebut, spekulasi ini tetap mengganggu kepercayaan investor.
- Kebijakan Moneter dan Perlambatan Ekonomi
Bank Indonesia secara tak terduga memangkas suku bunga pada Januari untuk mendorong pertumbuhan meskipun rupiah melemah. Bank sentral juga menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 4,7-5,5% dari perkiraan sebelumnya 4,8-5,6%. Kekhawatiran terhadap resesi di Amerika Serikat dan perlambatan ekonomi global turut menekan IHSG.
- Persaingan dengan Produk China
Fokus Indonesia pada sektor komoditas menyebabkan penurunan kontribusi manufaktur terhadap PDB selama dua dekade terakhir. Beberapa pabrik terkena dampak masuknya barang murah dari China. Misalnya, Sritex, salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia, menutup operasi bulan ini dan memberhentikan lebih dari 10.000 karyawan setelah menyatakan bangkrut.
Dampak Terhadap Pasar dan Investor
Penurunan tajam IHSG menyebabkan aksi jual besar-besaran di pasar saham. Saham-saham unggulan, termasuk sektor perbankan dan teknologi, mengalami koreksi signifikan. Investor asing mencatatkan aksi jual bersih, mencerminkan kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi domestik.
Tanggapan Otoritas dan Prospek Ke Depan
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil langkah trading halt untuk menenangkan pasar dan mencegah kepanikan lebih lanjut. Langkah ini diharapkan dapat memberikan waktu bagi investor untuk mencerna informasi dan membuat keputusan yang lebih rasional.
Ke depan, stabilitas IHSG akan sangat bergantung pada respons pemerintah dan otoritas moneter dalam menangani isu-isu yang ada.
Transparansi kebijakan fiskal, upaya meningkatkan daya beli masyarakat, dan strategi menghadapi persaingan global akan menjadi kunci pemulihan pasar saham Indonesia.
Bagi investor, situasi ini menekankan pentingnya di versifikasi portofolio dan kewaspadaan terhadap faktor-faktor makroekonomi yang dapat mempengaruhi pasar.
Meskipun volatilitas pasar dapat menimbulkan kekhawatiran, bagi sebagian investor, kondisi ini juga dapat dilihat sebagai peluang untuk berinvestasi pada aset-aset yang memiliki fundamental kuat namun sedang terdiskon. IHSG Ambruk Bikin Geger Analisis Penyebab dan Dampaknya
Anjloknya IHSG pada 18 Maret 2025 menjadi pengingat akan sensitivitas pasar terhadap berbagai faktor ekonomi dan kebijakan.
Kombinasi antara melemahnya konsumsi domestik, kebijakan fiskal yang agresif, spekulasi politik, dan tekanan eksternal menciptakan kondisi yang menantang bagi pasar saham Indonesia.
Di perlukan langkah-langkah strategis dan koordinasi antara pemerintah, otoritas moneter, dan pelaku pasar untuk mengembalikan kepercayaan investor dan memastikan stabilitas ekonomi ke depan.