Penjualan Tesla Merosot di Pasar Global Penjualan Tesla, produsen mobil listrik terkemuka dunia, mengalami penurunan signifikan dalam beberapa waktu terakhir.
Penurunan ini terjadi di berbagai pasar utama, termasuk Eropa, Amerika Serikat, dan China. Artikel ini akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan penjualan Tesla dan dampaknya terhadap perusahaan.
Penurunan Penjualan di Pasar Utama
Di Eropa, penjualan Tesla mengalami penurunan drastis. Pada Januari 2025, penjualan Tesla turun 45% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sementara penjualan kendaraan listrik secara keseluruhan meningkat 18%.
Penurunan ini terutama terlihat di negara-negara seperti Norwegia, Swedia, Denmark, dan Prancis, dengan penurunan sekitar 48% di negara-negara Nordik dan 45% di Prancis.
Di Jerman, penurunan penjualan Tesla bahkan lebih tajam. Pada Februari 2025, penjualan Tesla turun 76% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Padahal, penjualan kendaraan listrik di Jerman meningkat 30,8% pada periode yang sama.
Di Amerika Serikat, penjualan Tesla juga mengalami penurunan. Pada Februari 2025, penjualan Tesla di AS turun hampir 6%, dengan penurunan terbesar pada model Cybertruck dan Model 3.
Di China, penjualan kendaraan listrik buatan Tesla turun 49,2% pada Februari 2025 dibandingkan tahun sebelumnya, menandai penjualan bulanan terendah sejak Agustus 2022.
Faktor-Faktor Penyebab Penurunan Penjualan
Kontroversi Politik Elon Musk
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi penurunan penjualan Tesla adalah keterlibatan CEO Elon Musk dalam politik sayap kanan.
Dukungan Musk terhadap partai-partai sayap kanan, termasuk Alternative für Deutschland (AfD) di Jerman, telah mempengaruhi citra Tesla di mata konsumen.
Di Eropa, konsumen dan aktivis menyatakan ketidaknyamanan untuk mendukung Musk secara finansial, yang mempengaruhi keputusan mereka untuk tidak membeli Tesla.
Persaingan yang Meningkat
Persaingan di pasar kendaraan listrik semakin ketat, dengan produsen lain menawarkan model yang lebih baru dan inovatif. Di China, produsen seperti BYD mengalami peningkatan penjualan sebesar 90,4%, sementara penjualan Tesla menurun.
Di Eropa, model-model baru dari Volkswagen, BMW, Audi, dan berbagai merek Cina mulai bermunculan, mengurangi pangsa pasar Tesla.
Masalah Internal dan Produk
Penundaan peluncuran model baru dan masalah produksi juga berkontribusi pada penurunan penjualan Tesla. Antisipasi konsumen terhadap model baru seperti Model Y menyebabkan penurunan permintaan untuk model yang ada.
Selain itu, peralihan ke Model Y baru disebut sebagai penyebab utama penurunan penjualan, meskipun beberapa analis berpendapat ada faktor lain yang memperburuk keadaan perusahaan.
Dampak Terhadap Perusahaan
Penurunan penjualan ini berdampak signifikan terhadap kinerja keuangan Tesla. Saham Tesla turun lebih dari 4% menjadi $272,49 per saham setelah penurunan penjualan di China.
Secara keseluruhan, saham Tesla telah menurun 30% sejak awal tahun. Kekayaan Elon Musk juga mengalami penurunan, dengan kehilangan US$52 miliar atau sekitar Rp852 triliun sejak awal 2025, meskipun ia tetap menjadi orang terkaya di dunia. Penjualan Tesla Merosot di Pasar Global
Selain itu, penurunan penjualan ini dapat mempengaruhi posisi Tesla sebagai pemimpin pasar kendaraan listrik. Dengan meningkatnya persaingan dan perubahan preferensi konsumen, Tesla perlu beradaptasi untuk mempertahankan pangsa pasarnya.
Penurunan penjualan Tesla disebabkan oleh kombinasi faktor, termasuk kontroversi politik yang melibatkan CEO Elon Musk, meningkatnya persaingan di pasar kendaraan listrik, dan masalah internal perusahaan.
Untuk mengatasi tantangan ini, Tesla perlu mempertimbangkan strategi baru, seperti memperbarui lini produk, meningkatkan hubungan dengan konsumen, dan menjaga citra merek yang positif. Langkah-langkah ini penting untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan perusahaan di masa depan.
