Jessica Iskandar Trauma Pasca Melahirkan Anak Ketiga Jessica Iskandar, aktris sekaligus presenter ternama Indonesia, baru-baru ini berbagi kisah tentang pengalaman emosional dan fisiknya setelah melahirkan anak ketiga. Dalam sebuah wawancara eksklusif, Jessica secara terbuka mengungkapkan trauma yang dialaminya serta proses panjang pemulihan yang harus ia jalani.
Perjalanan Kehamilan yang Penuh Tantangan
Kehamilan anak ketiga bagi Jessica bukanlah perjalanan yang mudah. Ia mengungkapkan bahwa ada banyak tantangan, baik secara fisik maupun mental, yang harus ia hadapi selama sembilan bulan kehamilannya. Dari perubahan hormon yang signifikan hingga tekanan emosional karena harus tetap aktif bekerja dan mengurus keluarga, semuanya menjadi bagian dari perjalanan yang cukup melelahkan.
Namun, bagi Jessica, kebahagiaan menyambut anggota keluarga baru tetap menjadi motivasi utamanya. Ia berusaha menjaga kesehatannya dengan pola makan seimbang, olahraga ringan, serta konsultasi rutin dengan dokter.
Trauma Pasca Persalinan
Setelah melahirkan, Jessica mengaku mengalami trauma yang cukup mendalam. Proses persalinan yang penuh perjuangan meninggalkan bekas, baik secara fisik maupun mental. Rasa nyeri pasca melahirkan, kurangnya istirahat, serta tekanan emosional akibat perubahan besar dalam kehidupannya membuatnya merasa kewalahan.
Selain itu, ia juga mengalami baby blues, yaitu kondisi emosional yang kerap dialami oleh ibu setelah melahirkan. Perasaan cemas, mudah menangis, hingga merasa tidak cukup baik sebagai seorang ibu menjadi tantangan yang harus ia hadapi setiap hari.
Proses Pemulihan yang Panjang
Dalam proses pemulihannya, Jessica menekankan pentingnya dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat. Suaminya, Vincent Verhaag, menjadi sosok yang selalu ada untuk mendampinginya melewati masa-masa sulit. Selain itu, dukungan dari teman-teman serta komunitas ibu baru juga sangat membantunya mendapatkan perspektif yang lebih positif.
Jessica juga melakukan berbagai upaya untuk menjaga kesehatan mentalnya. Ia mulai menerapkan meditasi, menulis jurnal harian untuk mencurahkan perasaannya, serta mencari bantuan dari profesional jika dibutuhkan. Rutinitas sederhana seperti berjalan-jalan di pagi hari dan menghabiskan waktu berkualitas dengan anak-anaknya juga membantunya merasa lebih baik.
Selain itu, pemulihan fisik juga menjadi fokus utama bagi Jessica. Ia menjalani terapi pasca-persalinan untuk memperkuat otot-otot tubuhnya yang melemah akibat kehamilan. Mengatur pola makan yang sehat dan memastikan tubuhnya mendapatkan nutrisi yang cukup juga menjadi prioritas dalam proses pemulihannya. Jessica Iskandar Trauma Pasca Melahirkan Anak Ketiga
Pesan Inspiratif untuk Para Ibu
Melalui pengalaman yang telah ia jalani, Jessica ingin menyampaikan pesan penting kepada para ibu yang mengalami hal serupa. Ia menekankan bahwa perasaan takut, cemas, dan bahkan trauma setelah melahirkan adalah sesuatu yang wajar. Tidak ada ibu yang sempurna, dan yang terpenting adalah memberikan waktu bagi diri sendiri untuk pulih secara perlahan.
Jessica juga mengajak para ibu untuk tidak ragu meminta bantuan dan berbagi cerita dengan orang-orang terdekat. “Jangan merasa sendirian. Kita semua sedang berjuang dan melakukan yang terbaik untuk anak-anak kita,” ujarnya.
Perjalanan Jessica Iskandar dalam menghadapi trauma serta proses pemulihan pasca melahirkan anak ketiga adalah bukti bahwa menjadi seorang ibu bukanlah hal yang mudah. Namun, dengan dukungan yang tepat, perawatan diri yang baik, serta keberanian untuk berbicara tentang pengalaman yang dialami, setiap ibu dapat melewati masa-masa sulit dan kembali menemukan kebahagiaan dalam perjalanan mereka sebagai seorang ibu. Jessica pun berharap, kisahnya dapat menjadi inspirasi bagi banyak perempuan yang sedang berjuang dalam fase yang sama.