Jelang Imlek Permintaan Meningkat Perajin Dupa Lumajang Cuan
DAERAH

Jelang Imlek Permintaan Meningkat Perajin Dupa Lumajang Cuan

Jelang Imlek Permintaan Meningkat Perajin Dupa Lumajang Cuan Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, perajin dupa di Lumajang tengah menikmati peningkatan permintaan yang signifikan.

Momen ini menjadi berkah tersendiri bagi mereka, yang memanfaatkan tradisi penggunaan dupa dalam ritual keagamaan masyarakat Tionghoa. Dari hasil penjualan yang meningkat drastis, para perajin mengantongi keuntungan hingga jutaan rupiah.

Di salah satu sentra pembuatan dupa di Desa Kedungmoro, Lumajang, aktivitas perajin terlihat lebih sibuk di bandingkan biasanya. Setiap sudut rumah produksi di penuhi bahan baku seperti serbuk kayu gaharu, lem alami, dan batang bambu yang siap di rangkai. Aroma khas dupa menyeruak, menyatu dengan semangat para perajin yang sedang memenuhi pesanan dari berbagai daerah, mulai dari Surabaya hingga Jakarta.

Lonjakan Permintaan yang Tidak Terduga

“Tahun ini, pesanan dupa naik hampir dua kali lipat di bandingkan tahun lalu,” ujar Sutrisno, salah satu perajin dupa yang sudah menekuni profesi ini selama lebih dari 15 tahun. Menurutnya, permintaan yang melonjak di pengaruhi oleh meningkatnya antusiasme masyarakat untuk merayakan Imlek secara meriah setelah beberapa tahun terakhir sempat di batasi oleh pandemi.

Sutrisno menambahkan bahwa jenis dupa yang paling di minati adalah yang berbahan dasar kayu gaharu dan cendana. Kedua jenis ini dikenal memiliki aroma yang harum dan tahan lama. “Dupa gaharu premium bisa dijual hingga Rp50 ribu per bungkus, sedangkan untuk dupa biasa harganya sekitar Rp15 ribu per bungkus. Untungnya cukup besar karena kami memproduksi sendiri bahan bakunya,” kata Sutrisno.

Proses Produksi yang Penuh Ketelitian

Produksi dupa tidak bisa di lakukan secara asal-asalan. Prosesnya membutuhkan ketelitian tinggi, mulai dari pengolahan serbuk kayu, pencampuran dengan lem alami, hingga pengeringan di bawah sinar matahari. Dalam sehari, seorang perajin mampu memproduksi hingga 500 batang dupa, tergantung pada cuaca dan tingkat kesulitan pesanan.

Siti Mariam, perajin dupa lainnya, menjelaskan bahwa kualitas dupa sangat bergantung pada bahan baku yang di gunakan. “Kayu gaharu dan cendana yang berkualitas tinggi memberikan aroma lebih wangi dan tahan lama. Itu sebabnya kami sangat selektif dalam memilih bahan baku,” ungkapnya.

Keuntungan yang Berlipat Ganda

Meningkatnya permintaan menjelang Imlek ini memberikan dampak signifikan terhadap pendapatan para perajin. Sutrisno, yang biasanya mendapatkan keuntungan sekitar Rp3 juta per bulan, kini mampu meraup hingga Rp10 juta hanya dalam sebulan terakhir.

“Ini berkah bagi kami. Selain membantu menjaga tradisi, kami juga mendapatkan penghasilan lebih untuk keluarga. Hasilnya bisa di gunakan untuk investasi alat produksi yang lebih modern,” tambahnya.

Mendorong Ekonomi Lokal

Kegiatan produksi dupa di Lumajang tidak hanya menguntungkan para perajin, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal. Banyak warga sekitar yang turut bekerja sebagai tenaga penggulung atau pengemas dupa, terutama saat permintaan sedang tinggi. Dengan begitu, roda ekonomi di tingkat desa pun ikut berputar.

“Kami bersyukur bisa ikut bekerja di sini. Selain menambah pemasukan, pekerjaan ini juga melibatkan banyak tangan sehingga terasa seperti kerja bersama,” ujar Endang, salah satu pekerja pengemasan. Jelang Imlek Permintaan Meningkat Perajin Dupa Lumajang Cuan

Melestarikan Tradisi dan Budaya

Dupa bukan sekadar produk ekonomi; ia juga memiliki nilai budaya yang mendalam. Bagi masyarakat Tionghoa, dupa merupakan simbol penghormatan kepada leluhur dan sarana komunikasi dengan yang ilahi. Tradisi ini sudah berlangsung selama ratusan tahun dan terus dijaga hingga kini.

Dengan meningkatnya permintaan menjelang Imlek, para perajin dupa Lumajang tidak hanya mendapatkan keuntungan materi, tetapi juga turut menjaga keberlanjutan tradisi yang sarat makna. Hal ini menjadi pengingat bahwa di balik kesuksesan ekonomi, ada nilai budaya yang tetap hidup dan relevan.

Harapan ke Depan

Para perajin berharap tren positif ini terus berlanjut, tidak hanya saat momen tertentu seperti Imlek, tetapi juga sepanjang tahun. Mereka optimis bahwa dengan inovasi produk dan pemasaran yang lebih luas, dupa Lumajang bisa semakin dikenal di pasar nasional bahkan internasional.

“Kami ingin dupa dari Lumajang dikenal sebagai produk berkualitas tinggi. Dengan begitu, kami bisa menjaga tradisi ini sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat,” pungkas Sutrisno penuh semangat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *