BNPB Catat 2.107 Bencana Terjadi di 2024: Paling Marak Banjir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa sepanjang tahun 2024, Indonesia mengalami 2.107 kejadian bencana alam. Dari jumlah tersebut, banjir menjadi bencana yang paling sering terjadi, diikuti oleh tanah longsor dan angin puting beliung. Kondisi ini kembali menegaskan pentingnya mitigasi bencana di Indonesia, negara yang secara geografis rentan terhadap berbagai jenis bencana alam.
Banjir Mendominasi Kejadian Bencana
Menurut data BNPB, banjir mencatat angka tertinggi dalam daftar kejadian bencana tahun ini, dengan lebih dari 50% dari total insiden. Fenomena ini tidak terlepas dari faktor cuaca ekstrem yang dipengaruhi oleh perubahan iklim. Curah hujan yang tinggi pada awal dan akhir tahun menjadi salah satu penyebab utama. Wilayah yang paling terdampak meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sumatra Selatan.
“Kami melihat update peningkatan intensitas hujan di beberapa daerah. Sistem drainase yang tidak memadai dan alih fungsi lahan juga memperparah dampak banjir,” ujar Kepala BNPB dalam konferensi pers terbaru.
Banjir tahun ini tidak hanya menyebabkan kerugian material tetapi juga korban jiwa. Data sementara mencatat lebih dari 300 ribu warga terpaksa mengungsi, sementara ribuan rumah mengalami kerusakan berat.
Tanah Longsor dan Puting Beliung Juga Marak
Selain banjir, tanah longsor menjadi bencana alam kedua yang paling sering terjadi di 2024. Wilayah-wilayah dengan topografi perbukitan seperti Jawa Barat, Sumatra Barat, dan Sulawesi Selatan menghadapi risiko tertinggi. Curah hujan tinggi yang mengakibatkan tanah menjadi jenuh air menjadi faktor utama pemicu longsor.
Sementara itu, angin puting beliung juga mencatat nilai kejadian yang cukup besar. Bencana inipun sering terjadi dengan tiba-tiba, sehingga sulit untuk diprediksi. Dampaknya meliputi kerusakan rumah, fasilitas umum, dan jaringan listrik.
“Angin puting beliung biasanya terjadi menjelang atau sesudah hujan lebat, terutama di wilayah dataran rendah. Kami mengimbau masyarakat untuk lebih waspada saat cuaca menunjukkan tanda-tanda ekstrem,” tambah Kepala BNPB.
Upaya Penanggulangan dan Mitigasi
BNPB telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mengurangi dampak bencana. Salah satu upaya yang dilakukan adalah meningkatkan sistem peringatan dini melalui kerja sama dengan BMKG dan lembaga terkait lainnya. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui pelatihan mitigasi bencana juga menjadi fokus utama.
“Kami terus mengedukasi masyarakat, terutama di wilayah rawan bencana, untuk memahami tanda-tanda awal bencana dan langkah-langkah evakuasi. Partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam mengurangi risiko,” jelas Kepala BNPB.
Selain itu, BNPB juga mendorong pemerintah daerah untuk memperkuat infrastruktur penanggulangan bencana. Perbaikan sistem drainase, pembangunan tanggul, dan penghijauan kembali daerah hutan gundul menjadi prioritas utama.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Bencana yang terjadi sepanjang 2024 tidak hanya berdampak pada kehidupan sehari-hari masyarakat, tetapi juga ekonomi nasional. Kerugian ekonomi akibat bencana diperkirakan mencapai triliunan rupiah, mencakup kerusakan infrastruktur, kehilangan hasil pertanian, dan biaya rehabilitasi serta rekonstruksi.
Dari sisi sosial, banyak keluarga kehilangan tempat tinggal dan sumber penghidupan. Anak-anak di daerah terdampak bencana seringkali mengalami gangguan pendidikan akibat sekolah yang rusak atau digunakan sebagai tempat pengungsian sementara. BNPB Catat 2.107 Bencana Terjadi di 2024: Paling Marak Banjir
Peran Masyarakat dalam Mitigasi Bencana
BNPB menekankan pentingnya peran masyarakat dalam mitigasi bencana. Edukasi mengenai langkah-langkah antisipasi, seperti membuat saluran air yang memadai di sekitar rumah dan tidak membuang sampah sembarangan, dapat membantu mengurangi risiko banjir. Sementara itu, penghijauan kembali kawasan rawan longsor dan pembuatan jalur evakuasi dapat menyelamatkan banyak nyawa saat bencana terjadi.
“Bencana adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah, swasta, dan masyarakat harus bersinergi untuk menciptakan lingkungan yang lebih tangguh terhadap bencana,” ujar Kepala BNPB.
Kesimpulan
Tahun 2024 menjadi pengingat kuat bahwa Indonesia perlu memperkuat strategi mitigasi bencana. Dengan jumlah bencana yang mencapai 2.107 kejadian, termasuk dominasi banjir, upaya penanggulangan harus menjadi prioritas nasional. Langkah-langkah proaktif dari pemerintah, didukung oleh kesadaran masyarakat, adalah kunci untuk meminimalkan dampak buruk bencana di masa depan.